Post by raider on Apr 16, 2009 8:41:26 GMT 7
Kamis, 16 April 2009 | 08:12 WIB
Laporan wartawan WARTA KOTA MUNIR
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengoperasian Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang untuk jalur penerbangan domestik terhitung Rabu (15/4) mengundang banyak keluhan. Para pengguna jasa bandara khususnya pesawat Air Asia dan Mandala, yang sudah beroperasi di terminal ini, menilai pengoperasian terminal ini terlalu dipaksakan.
Hal itu tampak antara lain dari tidak adanya kursi di ruang keberangkatan. Akibatnya, para calon penumpang mau tak mau dipaksa berdiri atau duduk di lantai menunggu jadwal keberangkatan pesawat.
”Lumayan pegel lah mesti menunggu sambil berdiri begini. Udah gitu, mau buang air kecil aja ribet. Jalannya jauh, nggak boleh bawa barang, dan harus melalui pintu penjagaan segala. Terminal ini benar-benar nggak nyaman, terkesan kalau pengoperasiannya dipaksakan,” kata Maya, calon penumpang pesawat Air Asia tujuan Padang, Sumatera Barat.
Calon penumpang lainnya mengatakan, kondisi Terminal 3 lebih panas dibanding Terminal 1. ”Di sini gersang. Nggak ada pepohonan, jadinya panas banget,” tutur seorang penumpang yang tak mau disebut identitasnya.
Sementara itu Inan, calon penumpang lainnya, mengeluhkan sosialisasi yang kurang dari pihak bandara terkait pengoperasian Terminal 3 tersebut. Warga Tebet, Jakarta Selatan yang akan terbang ke Medan ini sempat nombok Rp 50.000 untuk membayar taksi karena tidak ada informasi di terminal lama.
”Begitu barang turun, ada yang bilang kalau pindah ke Terminal 3. Beruntung, sopir taksi itu belum meninggalkan kami,” kata Inan yang akhirnya harus membayar ongkos taksi sebesar Rp 130.000.
Bagi Erwin, sopir taksi yang mangkal di bandara, Terminal 3 ini belum bisa memberikan kenyamanan bagi pengguna taksi. ”Selain jarak naik-turun taksi dengan pintu masuk keberangkatan sangat jauh, juga belum dilengkapi dengan gangway yang bisa melindungi penumpang dari panas dan hujan," tuturnya.
Kepala Humas PT Angkasa Pura II Trisno Heryadi mengatakan, Terminal 3 ini dibuat untuk mengurangi kepadatan pergerakan penumpang di Terminal 1. Untuk sementara baru Air Asia dan Mandala Airlines yang menggunakan terminal tersebut. Berdasarkan data, pergerakan penumpang di Terminal 1 mencapai 9 juta orang per tahun.
”Terkait dengan beberapa fasilitas umum yang masih kurang, kami mohon maaf. Kekurangan itu pasti ada. Justru masukan ini yang menjadi kekuatan kami untuk melakukan perbaikan,” kata Trisno.
Pantauan Warta Kota, konstruksi atap bangunan utama menengadah, seperti pesawat take off, sehingga sorotan sinar matahari terasa menyengat. Jika hujan, semburan air itu juga bisa masuk ke area antrean di pintu keberangkatan.
Laporan wartawan WARTA KOTA MUNIR
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengoperasian Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang untuk jalur penerbangan domestik terhitung Rabu (15/4) mengundang banyak keluhan. Para pengguna jasa bandara khususnya pesawat Air Asia dan Mandala, yang sudah beroperasi di terminal ini, menilai pengoperasian terminal ini terlalu dipaksakan.
Hal itu tampak antara lain dari tidak adanya kursi di ruang keberangkatan. Akibatnya, para calon penumpang mau tak mau dipaksa berdiri atau duduk di lantai menunggu jadwal keberangkatan pesawat.
”Lumayan pegel lah mesti menunggu sambil berdiri begini. Udah gitu, mau buang air kecil aja ribet. Jalannya jauh, nggak boleh bawa barang, dan harus melalui pintu penjagaan segala. Terminal ini benar-benar nggak nyaman, terkesan kalau pengoperasiannya dipaksakan,” kata Maya, calon penumpang pesawat Air Asia tujuan Padang, Sumatera Barat.
Calon penumpang lainnya mengatakan, kondisi Terminal 3 lebih panas dibanding Terminal 1. ”Di sini gersang. Nggak ada pepohonan, jadinya panas banget,” tutur seorang penumpang yang tak mau disebut identitasnya.
Sementara itu Inan, calon penumpang lainnya, mengeluhkan sosialisasi yang kurang dari pihak bandara terkait pengoperasian Terminal 3 tersebut. Warga Tebet, Jakarta Selatan yang akan terbang ke Medan ini sempat nombok Rp 50.000 untuk membayar taksi karena tidak ada informasi di terminal lama.
”Begitu barang turun, ada yang bilang kalau pindah ke Terminal 3. Beruntung, sopir taksi itu belum meninggalkan kami,” kata Inan yang akhirnya harus membayar ongkos taksi sebesar Rp 130.000.
Bagi Erwin, sopir taksi yang mangkal di bandara, Terminal 3 ini belum bisa memberikan kenyamanan bagi pengguna taksi. ”Selain jarak naik-turun taksi dengan pintu masuk keberangkatan sangat jauh, juga belum dilengkapi dengan gangway yang bisa melindungi penumpang dari panas dan hujan," tuturnya.
Kepala Humas PT Angkasa Pura II Trisno Heryadi mengatakan, Terminal 3 ini dibuat untuk mengurangi kepadatan pergerakan penumpang di Terminal 1. Untuk sementara baru Air Asia dan Mandala Airlines yang menggunakan terminal tersebut. Berdasarkan data, pergerakan penumpang di Terminal 1 mencapai 9 juta orang per tahun.
”Terkait dengan beberapa fasilitas umum yang masih kurang, kami mohon maaf. Kekurangan itu pasti ada. Justru masukan ini yang menjadi kekuatan kami untuk melakukan perbaikan,” kata Trisno.
Pantauan Warta Kota, konstruksi atap bangunan utama menengadah, seperti pesawat take off, sehingga sorotan sinar matahari terasa menyengat. Jika hujan, semburan air itu juga bisa masuk ke area antrean di pintu keberangkatan.