|
Post by fcaesarn on May 18, 2008 22:07:43 GMT 7
|
|
|
Post by dharma "THE RAPTOR" on May 20, 2008 15:35:39 GMT 7
toppp....banget pak! tapi kira2 bisa di save pake disc ngak ya pak? caranya gemana pak, maklum wong ndeso ngak ngerti komputer pak... suwon ngih...
|
|
|
Post by fcaesarn on May 20, 2008 22:02:11 GMT 7
|
|
|
Post by raider on May 21, 2008 10:45:20 GMT 7
duh sayang nih, di kantor seumu2r blm bisa buka youtube ne, berat... . Kebayang aja kali ya, kalo satu kantor yang isinya 1.000 orang dibolehin buka youtube, jaringan bisa kolaps, hehehe. ic.. ic...
|
|
aries
Angkasa members
Posts: 636
|
Post by aries on May 22, 2008 11:56:31 GMT 7
duh sayang nih, di kantor seumu2r blm bisa buka youtube ne, berat... . Kebayang aja kali ya, kalo satu kantor yang isinya 1.000 orang dibolehin buka youtube, jaringan bisa kolaps, hehehe. ic.. ic... belum bisa-nya gara2 diblokir? kalo iya, pake www.youhide.com aja... pasti bisa..
|
|
|
Post by dixie on May 27, 2008 14:43:39 GMT 7
|
|
|
Post by bayuatritz on Jul 1, 2008 9:23:25 GMT 7
Gearnya mantabbb.....buat CQBan mantabbb tuh......sayang buka youtubenya berat .....SOL
|
|
wiro
Angkasa members
Posts: 329
|
Post by wiro on Jul 1, 2008 14:33:53 GMT 7
iye, aye juga bang! berat neeh. Ngulang-ulang mulu, biar bisa cepet. Pantes si Jose jarang keliatan, dapet proyek dari kopassus yak. Selamat aja dah!
|
|
|
Post by xmidgard on Jul 4, 2008 17:14:39 GMT 7
wuaduh... kueren abiz.... apalagi pas infiltrationnya... mantabh... btw buat yang pengen donlod bisa ke situs keepvid.com/ di sana tinggal masukin url you tubenya.. trus ntar nongol link download... bisa di donlod dengan format flv atau mp4.. so ga perlu nungguin you tube.. bisa langsung di donlod n ditonton di video player favorit anda... saran saya gunakan Windows Media Player Classic soalnya bisa muter ampir semua format video... semoga bisa membantu...
|
|
|
Post by priyono on Nov 28, 2008 18:28:07 GMT 7
Kompas Online _________________________________________________________________ Jumat, 17 Mei 1996 _________________________________________________________________ ABRI BEBASKAN SANDERA * Dua Sandera Dibunuh GPK Antara SANDERA TIBA - Kepala Staf Umum ABRI Letjen TNI Soeyono menyalami Anna McIvor, salah seorang sandera berkebangsaan Inggris yang tiba di Bandara Halim Perdanakusuma hari Kamis (16/5) malam bersama kede- lapan sandera lainnya. Anna diikuti oleh Annette van der Kolk dan Britons William Oates. Timika, Kompas Sembilan dari 11 sandera yang disekap gerakan pengacau keamanan (GPK) Irian Jaya di hutan belantara di kawasan Mapnduma, Kecamatan Tiom, Pegunungan Jayawijaya, berhasil dibebaskan oleh pasukan ABRI hari Rabu (15/5) sore. Dua sandera lainnya, hari Kamis (16/5) sekitar pukul 09.00 WIT (07.00 WIB) ditemukan telah tewas dibunuh oleh GPK. Dalam operasi militer yang dipimpin oleh Komandan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Brigjen TNI Prabowo Subianto tidak ada korban di pihak ABRI, sedangkan di pihak GPK delapan orang tewas tertembak, dan dua tertangkap. Dua sandera yang dibunuh oleh GPK adalah Drs Navy W TH Panekanan (pria, 27 tahun) asal Manado, Drs M. Yosias Lasamahu (pria, 29) asal Ambon. Sekujur tubuh mereka dipenuhi luka akibat bacokan senjata tajam. Anna McIvor (wanita, 20), salah seorang sandera berkebangsaan Inggris, menceritakan kepada pasukan ABRI yang membebaskannya, bahwa keduanya dibacok oleh GPK. Kedua sandera yang tewas, dan sembilan sandera yang berhasil dibebaskan oleh pasukan ABRI itu, tergabung dalam Tim Ekspedisi Lorentz '95 yang disekap GPK sejak 8 Januari 1996. Drs Navy W TH Panekanan adalah koordinator lapangan, dan Drs M. Yosias Lasamahu adalah bagian akomodasi. Kesembilan sandera yang berhasil dibebaskan oleh pasukan ABRI adalah pimpinan ekspedisi Jualita Tanasale Lauren (wanita, 29), bagian administrasi Dra Adinda Saraswati (24), Markus Warib (35) wakil dari Universitas Cenderawasih, Irja, Daniel PR Start (pria, 21), William P Oates (pria, 22), Annette van der Kolk (wanita, 21), Anna McIvor (wanita, 20), keempatnya warga negara Inggris - mahasiswa Cambridge University, serta Martha Klein (wanita, 32) yang tengah hamil tua, mewakili UNESCO - PBB, dan Mark van der Wall (pria) wakil dari WWF, keduanya warga negara Belanda. Para sandera yang diterbangkan dengan helikopter Puma milik TNI AD itu tiba Bandara Timika hari Kamis (16/5) siang pukul 13.30 WIT (11.30 WIB). Para sandera tampak lemah. Dra Adinda Saraswati sejak turun dari pesawat sudah ditandu. Dengan menggunakan ambulans, para sandera dibawa ke Hotel Sheraton, Timika. Setelah mandi dan berganti pakaian, pukul 15.15 WIT (13.15 WIB) di bawah pengawalan ketat para sandera diterbangkan ke Jakarta dengan pesawat C-130 Hercules TNI AU. Para wartawan yang berupaya mendapatkan keterangan dari para sandera, kecewa, karena para sandera menolak untuk diwawancara. Mereka menggelengkan kepalanya sebagai tanda penolakan. Sementara itu, dua sandera yang tewas dibaringkan di rumah sakit milik PT Freeport Indonesia Company untuk mendapatkan visum dokter, sebelum diberangkatkan ke Jakarta. Haru dan gembira Di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, kesembilan sandera yang tiba dengan pesawat Hercules TNI AU disambut antara lain oleh Kepala Staf Umum (Kasum) ABRI Letjen TNI Soeyono, Dubes Inggris Graham S. Burton dan Dubes Belanda PR Brouwer serta sanak keluarga Suasana haru dan gembira menandai kedatangan para sandera yang langsung dibawa dengan dua ambulans ke Rumah Sakit Gatot Subroto untuk pemeriksanaan kesehatan, sebelum diserahkan kepada Departemen Kehutanan sebagai pemberi izin Tim Ekspedisi Lorentz '95 Jumat (17/5) pagi ini. Sedangkan untuk yang berkebangsaan Inggris diserahkan kepada Dubes Inggris, dan yang berkewarganegaraan Belanda kepada Dubes Belanda. Tampak Dra Adinda Saraswati masih ditandu. Dan, kepada TVRI, dokter yang menangani para sandera menyebutkan bahwa tiga di antara kesembilan sandera berada dalam kondisi lemah dan memerlukan perawatan intensif. Sedangkan enam sandera lainnya, kondisinya sehat, mereka hanya memerlukan sedikit istirahat. Berakhir dengan sukses Dalam keterangan persnya di Bandara Halim Perdanakusuma kemarin, Kasum ABRI Letjen TNI Soeyono, mewakili pimpinan ABRI, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga operasi pembebasan sandera berakhir dengan sukses. Ia antara lain menyebut, para pendeta, misionaris, tokoh masyarakat, ketua suku, Komite Palang Merah Internasional (ICRC), dan PT Freeport, sebagai pihak-pihak yang banyak membantu. "Tekad ABRI adalah menyelamatkan ke-11 sandera, tetapi keadaan tidak memungkinkan untuk itu. Meskipun kita menyesal telah jatuh korban di pihak sandera, tetapi harus diakui bahwa operasi pembebasan itu berakhir dengan sukses," ujar Soeyono. Ucapan yang sama juga dikemukakan oleh Komandan Kopassus Brigjen TNI Prabowo Subianto di Timika. "Saya bersyukur bahwa operasi berjalan dengan baik, walaupun kita juga menyesal karena tidak berhasil menyelamatkan seluruh sandera. Dua sandera telah dibunuh oleh GPK," kata Prabowo. Ditambahkan, "Sebagai orang yang memimpin operasi pembebasan ini, saya minta maaf kepada keluarga dua sandera yang tak berhasil diselamatkan," ujar Prabowo. Apa yang telah dihasilkan pasukan ABRI dalam operasi militer tersebut, kata Prabowo, sudah maksimal. "Prajurit telah berusaha sekuat tenaga. Cuaca dan medannya sangat berat," kata Prabowo yang juga menyatakan terima kasih kepada unsur-unsur yang terlibat dalam pembesasan sandera, seperti Kopassus, Kostrad, Kodam VIII Trikora, Penerbad (Penerbangan TNI AD), TNI AU, dan perusahaan penerbangan Airfast. Baik Soeyono maupun Prabowo menggarisbawahi bahwa serbuan militer merupakan pilihan terakhir. Setelah segala upaya damai tidak memberikan hasil, termasuk upaya ICRC selama tiga bulan terakhir, maka ABRI terpaksa mengambil keputusan untuk melakukan serbuan. "Merekalah yang memilih jalan kekerasan," ujar Prabowo. Kontak senjata kecil Soeyono dalam jumpa persnya mengungkapkan, operasi pembebasan sandera berlangsung hari Rabu (15/5) sekitar satu jam. Sekitar 100 pasukan ABRI diturunkan ke sasaran dengan menggunakan empat helikopter. Pasukan yang meluncur turun melalui tali dari keempat helikopter itu dengan cepat menyerang posisi GPK. Setelah terjadi kontak senjata kecil dengan GPK, pasukan ABRI, yang sebagian besar terdiri dari personel Kopassus, berhasil membebaskan delapan sandera. Mereka kemudian mengejar kembali dan menemukan sandera ke sembilan, Anna McIvor, yang menginformasikan bahwa dua sandera lainnya, tewas dibacok oleh GPK. Kesembilan sandera kemudian dievakuasi ke Posko ABRI di Geselama, yang terletak antara Mapnduma dan Timika. Buruknya cuaca menjadikan para sandera tidak dapat langsung diterbangkan ke Timika. Hari Kamis (16/5) sekitar pukul 07.00 WIT (05.00WIB), pasukan ABRI yang langsung dipimpin oleh Prabowo bertolak dari Bandara Timika menuju Posko ABRI di Geselama guna mengevakuasi para sandera baik yang hidup maupun yang tewas terbunuh. Soeyono mengatakan, pasukan yang terlibat langsung dalam operasi pembebasan itu memang 100 orang, tetapi sesungguhnya seluruh operasi militer yang terkait dengan pembebasan sandera itu berjumlah 400 orang. Penanggung jawab dari seluruh operasi yang dipimpin oleh Komandan Kopassus Brigjen TNI Prabowo Subianto itu adalah Panglima Kodam VIII/ Trikora Mayjen TNI Dunidja. Sedangkan operasi intelijennya dipimpin oleh Kepala Badan Intelijen ABRI, Mayjen TNI Syamsir Siregar. Menurut Soeyono, posisi GPK itu ditemukan dengan menggunakan bantuan anjing-anjing pelacak polisi dan dengan teknologi mutakhir penjejak panas. Setelah posisinya diketahui, maka diturunkanlah pasukan-pasukan elite tersebut dengan empat helikopter sebanyak dua sortie. Dalam operasi pembebasan itu, delapan GPK ditemukan tewas tertembak, dan dua lainnya ditangkap hidup-hidup. "Hanya enam anggota GPK yang menggunakan senjata api, sisanya, sekitar 200 orang menggunakan senjata tradisional seperti panah dan golok," ungkap Soeyono, sambil menyebutkan bahwa sandera Martha Klein yang tengah hamil tua, tangannya luka terkena anak parah. Namun, Soeyono belum dapat menyebutkan nama dari GPK yang tewas. Dilaporkan bahwa pimpinan penyandera, yakni Kelly Kwalik, Mathias Wenda, dan Daniel Yudas Kogoya, masih terus dikejar. Pimpinan penyandera lain, Titus, berhasil lolos, meskipun kakinya sudah kena tembak. "Mathias Wenda telah mengeluarkan instruksi agar GPK membunuh semua sandera. Dan, Kelly terakhir melecehkan dan menipu Komite Palang Merah Internasional (ICRC), bahkan menyatakan perang, dan menentang RI. ABRI terpaksa bertindak. Kita senantiasa menegakkan kedaulatan dan kehormatan bangsa," kata Prabowo kepada wartawan di Timika. (nas/ush/jl) Kronologi Penyanderaan GPK Irian Jaya
8 Januari 1996 : Sebanyak 26 orang Tim Ekspedisi Lorentz disandera oleh GPK Irja yang dipimpin Kelly Kwalik dan Daniel Yudhas Kogoya 12 Januari 1996: Terjadi pembicaraan dengan mediator tokoh agama dan misionaris setempat. 15 Januari 1996: Seorang sandera bernama Frank Momberg (WN Jerman) dibebaskan. 16 Januari 1996: Lewat bantuan mediator, sandera Ny Ola Yakobus dan bayinya yang berumur enam bulan juga dibebaskan. 21 Januari 1996: Sandera Yakobus Wandikbo juga dibebaskan berkat bantuan mediator sama. 7 Februari 1996: Terjadi kevakuman akibat tokoh agama setempat tidak diterima lagi sebagai mediator oleh GPK. Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mulai ikut membantu upaya pembebasan sandera. 10 Februari 1996: Atas upaya ICRC, seorang sandera yang juga guru Injil, Zakeus, dibebaskan oleh GPK. 16 Maret 1996: Sandera bernama Abraham Wanggai dibebaskan 9 Mei 1996: ICRC menyatakan menarik diri sebagai mediator dalam upaya pembebasan sandera itu karena merasa tidak mampu menyelesaikan dan tidak sanggup lagi. Selanjutnya ABRI meminta bantuan tokoh agama dan tokoh setempat untuk operasi pembebasan secara persuasif. 9 Mei 1996: ABRI dengan berbagai pertimbangan akhirnya memutuskan melakukan operasi militer pembebasan sandera dari tangan GPK. 9 Mei 1996: Sebuah helikopter TNI jatuh karena kerusakan mesin (engine failure). Lima anggota ABRI tewas dan tujuh lainnya luka-luka. 15 Mei 1996: Pukul 15.25, sebuah operasi penyergapan berhasil membebaskan delapan sandera. Sekitar satu jam kemudian (16.25), pasukan berhasil menyelamatkan lagi satu sandera. 16 Mei 1996: Operasi pengejaran GPK dilanjutkan dan pukul 09.50 ditemukan dua orang sandera yang sudah meninggal dengan luka bacokan.
|
|
|
Post by priyono on Dec 11, 2008 19:25:21 GMT 7
Nama Yang pernah Digunakan Kopassus
Melalui Instruksi Panglima Tentara dan Terirorium-III/SLW tanggal 16 April 1952 dengan terbentuknya Kesatuan Komando Teritorium-III/SLW yang merupakan cikal bakal "Korps Baret Merah" :
Tahun 1953 diubah menjadi Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD)
Tanggal 25 Juli 1955 KKAD diubah menjadi Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKD)
Tahun 1956 dengan dibuka pendidikan terjun payung maka RPKD diubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD)
Tanggal 12 Pebruari 1966 RPKAD diganti menjadi Pusat Pasukan Khusus Angkatan Darat (PUSPASSUS TNI AD)
Tanggal 17 Pebruari 1970 PUSPASSUS TNI AD diubah menjadi Komando Pasukan Sandi Yudha (KOPASANDHA)
Tanggal 21 Mei 1985 KOPASANDHA diubah menjadi Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS) s.d. sekarang
|
|
|
Post by raider on Dec 11, 2008 20:30:02 GMT 7
makasih kang postingan datanya, fotonya juga mantapp tuh
|
|
|
Post by priyono on Apr 24, 2009 12:51:07 GMT 7
Info tambahan :
1.dari buku Ken Conboy Ada dua batalyon raiders yang dikonversi menajdi RPKAD (Kopassus) yaitu yonif 436 dan Yonif 441
2.Dari Buku sejarah Kodam XIV hasanuddin Ada sekitar dua kompi lebih dari Yonif 700 Linud dikonversi ke Kopassandha tahun 1980-an untuk pembentukan Grup-3 di Makasar.
Sekian...
|
|
aries
Angkasa members
Posts: 636
|
Post by aries on Apr 24, 2009 13:00:03 GMT 7
Info tambahan : 1.dari buku Ken Conboy Ada dua batalyon raiders yang dikonversi menajdi RPKAD (Kopassus) yaitu yonif 436 dan Yonif 441 2.Dari Buku sejarah Kodam XIV hasanuddin Ada sekitar dua kompi lebih dari Yonif 700 Linud dikonversi ke Kopassandha tahun 1980-an untuk pembentukan Grup-3 di Makasar. Sekian... tahun berapa itu mas... yang perubahan batalyon Raider?
|
|
|
Post by priyono on Apr 24, 2009 16:13:36 GMT 7
@pak aries mudah2-an ndak salah 1.Sekitar tahun 1965-an 2.Sekitar 1980-1982 an, soalnya buku sejarah kodam hasanudin 1957-1982
NB: Insya Allah saya bukak lagi bukunya...soalnya bacanya sekilas sambil ngobrol sama isteri
|
|