|
Post by elangguntur on Apr 9, 2008 8:26:41 GMT 7
sebentar lagi masa tugas peasawt tempur F-5 milik TNI_au segera berakhir, selagi masih MPP (masa persiapan pensiun) nih pesawat, kira-kira apa yang cocok sebagai penggantinya.
Beberapa pesawat sekelas yang setara, baik generasi 4 maupun 4+ diantaranya:
1. Chengdu JF-17 buatan China 2. Saab Jas-39 grippen buatan swedia 3. Dassault Mirage 2000-5 buatan Perancis 4. Lockheed Martin F-16 C/D blockbuatan Amerika 5. KAI A-50 buatan Korea Selatan 6. IMI Saeqeh buatan iran 7. MiG-29M/SMT buatan russia
Menurut rekan2 mana yang paling layak dari beberapa sisi, selain kualitas produknya, misal kemungkinan embargo?
|
|
masdwi
Angkasa members
Posts: 40
|
Post by masdwi on Apr 9, 2008 8:59:04 GMT 7
Kalau saya pilih antara JF-17 atau Mirage 2000-5. Kemungkinan kena embargo, ada namun kecil. Cuman bertentangan dengan program TNI-AU untuk mengurangi tipe pesawat. Kalau secara kualitas, memang sih F-16C/D asal juga dikasih AMRAMM. KAlau cuman Sidewinder mah sama saja.
|
|
|
Post by raceth on Apr 9, 2008 10:15:35 GMT 7
EuroFighter typhon mudah2an ..lage ngimpi indonesia punya tuh pesawat..
|
|
viper
Angkasa members
Posts: 59
|
Post by viper on Apr 9, 2008 13:39:19 GMT 7
Saya sih masih menjagokan F-16C/D block 25/30 atau F-16AM/BM. AMRAAM sih kecil kemungkinannya... Memang rawan embargo sih, tapi khan Deplu harusnya bisa ikut "berperan" untuk mencegah embargo.
|
|
|
Post by bunthozr on Apr 9, 2008 17:12:01 GMT 7
kalo saya pilih SAAB Jas 39 atau Mirage 200-5 (sebenernya lbh bagus lagi kalo pilih raffale atau typhoon) Biar TNI AU makin canggih.. Jgn terlalu kaku thp prinsip diversivikasi tipe, kalo memang lbh baik, kenapa tidak..
bravo TNI AU
|
|
|
Post by dakota64 on Apr 10, 2008 12:36:49 GMT 7
saya pilih mirage 2000-5, kemungkinan embargo kecil, tapi kalau perancis biasanya persenjataan yang dijual itu sama dengan yang mereka pakai, jadi tidak ada perbedaan, biar TNI-AU lebih maju lagi dengan alutsistanya....
|
|
aries
Angkasa members
Posts: 636
|
Post by aries on Apr 10, 2008 14:21:33 GMT 7
kalo gw lebih suka FC-1/JF-17 buatan china. murah meriah euy... emang seh kendalanya, TNI-AU belum terbiasa dengan teknologi China....
|
|
|
Post by fcaesarn on Apr 11, 2008 15:22:12 GMT 7
Di seragamin aja pesawatnya jadi F-16 semua, supaya gampang ngerawatnya... tapi bisa lah dikit nyelundupin komponen dari israel.. Kalo F-5 di ganti sukhoi cocok ga ya??
|
|
|
Post by dharma "THE RAPTOR" on Apr 11, 2008 17:02:46 GMT 7
kalo F-16, mirage, JAS-39 emang bagus seh kwalitasnya, yang saya takutkan sekarang misalnya AS lagi berbaik ati ngasi kita F-16 block C/D tapi beberapa taon kedepan kita ada masalah didlm negeri, si AS mulai deh kumat penyakitnya..... emabrgo lagi embargo lagi....cape deh...
|
|
|
Post by raider on Apr 16, 2008 16:33:33 GMT 7
Menurut saya TNI AU lagi jaga2 juga terhadap segala kemungkinan.
1. Pesawat COIN mesti punya, karena di dalam negeri justru pesawat counter insurgency ini yang perannya banyak digunakan. Lihat jejak pengabdian Bronco. Pesawat ini banyak sekali perannya sejak datang pertengahan tahun 70-an hingga 2007 lalu. Aceh dan Timtim terutama. 2. Pesawat latih Lead-in Fighter Trainer, dibutuhkan sebagai jembatan para penerbang untuk naik ke Fighter murni. Karena anggaran kita terbatas, maka dicari pesawat LIFT yang bisa sekaligus digunakan untuk penyerangan terbatas. Sekarang malah sudah banyak yang canggih-canggih, bisa bawa maverick seperti L-159. 3. Untuk patroli F-16 sudah cukup. Paling perlu penambahan jumlah dan/atau meningkatkan persenjataannya. F-16 perawatannya mudah dan jam terbangnya juga panjang. 4. Pesawat penyergap bisa diserahkan kepada Sukhoi. Tapi pemenuhannya kan belum rampung. Sukhoi belum lengkap 1 skadron (rencana awalnya kan minimal 2 skadron), berikut melengkapi persenjataannya tentunya. combat radius Sukhoi besar, sehingga tinggal pilih saja ia mau di mana ditempatkan. tidak ada masalah. Pangkalan aju di Indonesia juga sudah banyak sehingga just in case harus mendarat sejenak, tinggal pilih saja. 5. Pesawat angkut berat C-130 jelas perlu ditambah. Indonesia yang terbentang luas dan rawan bencana sangat butuh pesawat ini. Sementara pesawat angkut sedang dan ringan nanti digabung perannya oleh CN-235, C-212 dan F27 dihapus. 6. Helikopter jelas juga perlu ditambah. Armada heli tak pernah diam di skadronnya. Tapi terus muter ke seluruh Indonesia memberikan dukungan. Baik itu untuk dukungan latihan reguler, SAR, bantuan bencana alam maupun dukungan VIP/VVIP. S-58 T akan diganti oleh Super Puma, sementara Soloy oleh Colibri. 7. Yang bikin "sedikit masalah" itu ada di armada Hawk-109/209. Pesawat ini terbilang ruwet perawatannya. Selain ada ancaman embargo tentunya. Combat radius dari pesawat ini juga pendek. untuk bertarung di kelas medium seperti F-16/Hornet/Fulcrum gak nyampe. Makanya kalo ada kasus ambalat yang standby di Ambalat, yang di-deploy di Balikpapan itu F-16. Kalo Hawk bisa nyergap tapi gak bisa pulang. Kalo begitu peran Hercules tanker perlu ditingkatkan/ditambah. Pembangunan Lanud Tarakan sedikit banyak menolong juga agar pesawat "tanggung" seperti Hawk 109/209 bisa berperan optimal menjaga perbatasan. Tapi, menurut saya, pangkalan udara tempur juga tidak boleh terlalu luar. Karena kalau berhasil diserang oleh musuh, habislah kita. pangkalan udara tempur harus ada di dalam. Jadi, sebelum pesawat musuh masuk, dia harus melewati pertahanan berlapis dulu. Hawk 109/209 bukan berarti pesawat yang jelek. Toh kita juga "kadung" membelinya. Tinggal pengaturannya saja yang dioptimalkan. Mau ditempatkan sebagai peran apa dia. Yang perlu dipikirkan juga adalah segera persenjatai Sukhoi. Soalnya negara tetangga kan dah lengkap tuh Sukhoinya, lebih superior lagi dari sisi teknis. Kalo SDM boleh lah kita adu. Jaga2 aja jangan sampai Sukhoi mereka "nyelonong" atau kesasar masuk ke wilayah NKRI. 8. TNI AU ingin punya pesawat generasi kelima. Masuk akal tentunya (jangan dilihat dari kemampuan anggaran ya). Sebagai negara besar yang berada di "himpitan" negara maju, sudah sepantasnya kalo Indonesia juga jaga2. Dua tetangga kita sudah daftar sebagai anggota penerima F-35 Lightning II. Mereka sudah ikut mendanai pembuatannya sejak awal. Bahkan kalo dimungkinkan oleh AS, mereka juga bisa punya F-22 Raptor lho... hikksss (bisa aja kan....). Makanya TNI AU mengajukan ingin punya Eurofighter Typhoon karena pesawat ini sekelas Raptor dan dibuat bukan oleh AS. Hmmm kurang lebih begitulah.
Correct Me If I'm Wrong (CMIIW) tentunya...
Bravo TNI AU!!!
|
|
aries
Angkasa members
Posts: 636
|
Post by aries on Apr 16, 2008 18:37:19 GMT 7
pertanyaannya, apa pengganti F-5... kalo dari paparan bro raider, tampaknya TNI-AU lebih condong F-16. dari segi maintanance maupun biaya, pilihan ini memang realistis, tapi trauma embargo tampaknya masih membayangi teman2...
tapi yang perlu dicatat, sebenarnya yang jadi masalah bukanlah embargo. tapi anggaran yang terlalu minim... lihat aja Iran. biarpun diembargo, sebagian besar Tomcat mereka masih terbang...
|
|
|
Post by raceth on Apr 16, 2008 20:39:58 GMT 7
Indonesia ...Indonesia... baru ngajuin aja di prioritasin perut DPR..pengadaan infrastruktur DPR..DPR .. DPR..DPR lage..cape ah..
|
|
|
Post by raider on Apr 17, 2008 13:43:30 GMT 7
Kemungkinan besar kalau dari TNI AU pilihannya memang jatuh ke F-16C/D. Yang D mungkin hanya 2 pesawat. Soal Bloknya, kemungkinan besar juga ya tidak 52/60. Karena masalah anggaran itu bo. Tapi, pahit2nya bisa juga ke F-16A/B Block 15/30. Jadi, kurang lebih ya sama dengan yang ada sekarang.
Hanya saja, kalau dari Dephan keinginannya mengarah pada Mirage 2000-5. Ada imbal balik juga mungkin karena kita kan beli radar, trus tempo hari beli VAB, lalu kita juga kan masih punya hubungan melalui Colibri dan Super Puma. Untuk Colibri kita juga kan rencananya akan menambah untuk pengganti Bel-47G. Ya antara F-16 dan Mirage 2000-5 deh. Kita lihat perkembangan berikutnya. terlebih dari sisi diplomasi masing-masing negara. Untuk hal-hal lainnya, biarlah porsi Tempo/Gatra dll. Kita lebih ke teknis, dan TNI AU juga hanya diminta masukan dari sisi teknis saja.
|
|
aries
Angkasa members
Posts: 636
|
Post by aries on Apr 17, 2008 14:09:17 GMT 7
apapun pesawatnya, gw seh akur aja... tapi masalahnya gimana dengan efisiensi jenis pesawat? katanya mau nurunin rating pesawat, koq malah ga ada bedanya ama yang lama yak... A-4 diganti sukhoi, hawk mk.53 diganti L-159/YAK-130/M346, OV-10 diganti Tucano... nah sekarang F-5 diganti Mirage... jadi ga berkurang khan??
|
|
|
Post by elangguntur on Apr 17, 2008 16:02:38 GMT 7
Berarti pilihannya sudah mengerucut, Mirage 2000 atau F-16. hmmmmmmmmmmmmm seperti tahun 80-an aja ya. Sebenernya TNI-AU udah hampir milih mirage-2000. Kalo kejadian, berarti akhirnya TNI-AU punya dua-duanya.
|
|