|
Post by raider on Apr 24, 2008 11:00:15 GMT 7
Pondok Cabe tengah dilirik investor untuk dikembangkan menjadi bandara komersial. Landasan akan diperpanjang dari 2.300 meter menjadi 2.500 meter. Yang jadi pertanyaan, apakah daerah ini tidak makin crowded?? Sekarang saja akses jalan yang sangat terbatas sudah padat oleh lalu-lintas kendaraan. Belum lagi perumahan yang telang melingkupinya. Hmmm, apakah akan terwujud? Tapi investor sepertinya ngotot dan yakin dengan menanamkan modal 100 juta dollar. Pembangunan rencananya akan dimulai tahun depan.
berita terkait:
Selasa, 22 April 2008 17:24 WIB A3 Kembangkan Bandara Pondok Cabe Reporter : Sumantri TANGERANG--MI: Aviation Agencies Australia (A3) akan menanamkan modalnya sebesar US$100 juta untuk mengembangkan lapangan terbang Pondok Cabe di Kecamatan Pamulang, Kabupaten Tagerang.
"A3 siap menyediakan dana sebesar US$100 juta untuk mengembangkan lapangan terbang Pondok Cabe menjadi lapangan terbang komersil," kata Manager Partner A3, Samudera Sukardi seusai acara ekspose rencana pengembangan bandara tersebut di Tangerang, Banten, Selasa (22/4).
Hadir dalam acara itu Bupati Tangerang, Ismet Iskandar, Wakil Bupati Tangerang, Rano Karno dan sejumlah pejabat dinas terkait Kabupaten Tangerang lainnya.
Adapun rencana dari pengembangan Bandara Pondok Cabe yang, akan dimulai pada tahun 2009 itu lanjutnya, sebagai bandara pendamping Bandara Soekarno-Hatta (BSH), yang dapat menampung 20 unit pesawat jenis Boeing 737, Airbus 320, dan heli kopter yang melayani penerbangan domestik.
"Bandara Pondok Cabe ini nantinya juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang penumpang, seperti tempat perbelanjaan, restoran dan lainnya," jelasnya lagi.
Adapun pengembangan bandara itu akan dilakukan perluasan panjang landasan pacu dari 2.200 meter menjadi 2.500 meter dengan luas total lahan mencapai 161 hektare.
Menyikapi soal itu, Bupati Tangerang Ismet Iskandar mengatakan sangat mendukung rencana pengembangan bandara Pondok Cabe tersebut. Karena, dengan adanya bandara komersial di kawawan Pamulang tentu dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
"Kami sangat mendukung adanya pengembangan bandara itu," kata Ismet Iskandar sembari menambahkan bahwa rencana pengembangan Bandara Pondok Cabe sudah disetujui oleh PT Pertamina, selaku pemilik lahan lapangan Bandara Pondok Cabe dan Departemen Perhubungan. (SM/OL-03)
|
|
masdwi
Angkasa members
Posts: 40
|
Post by masdwi on May 12, 2008 13:24:40 GMT 7
Udah deh, mendingan benahi dulu Soetta. Sebagai gerbang Indonesia, kondisinya kok ngenes banget. Semrawut, kayak terminal bis. BAnyak calo pula. wuih. Kalo dibandingkan dengan Changi, KLIA atau SwarnaBhumi-nya Thailand jadi malu.
|
|
|
Post by raider on May 12, 2008 14:00:29 GMT 7
Pondok Cabe dipilih sebagai bandara alternatif atau khusus untuk LCC mungkin. Sebenarnya ada pilihan yang sudah siap, yakni Halim. Hanya saja, Halim jelas merupakan gerbang masuk untuk VIP/VVIP serta militer. Mungkin ada pertimbangan lain?
Tapi harap diingat juga, ini kan pembicaraan antara tim investor dengan Pemda Kabupaten Tangerang. Kalo Halim masuknya kan Jakarta Timur.
Sah-sah saja sih kalo Pondok Cabe mau dikembangkan, asal tidak terjadi tumpang tindih dengan bandara lain. Selain itu perlu dilihat probabilitas mengembangkan Pondok Cabe sebagai bandara komersial. Yang ada sekarang, akses jalannya kan sudah sangat terbatas. antrean macet akibat pertigaan Polisi Udara/Bukit saja sudah panjang tiap hari.
Kalau mau ya harus ditunggu dulu akses tol yang menghubungkan Pondok Cabe dengan Depok, Jakarta, maupun Serpong. Ini masih lama sepertinya. Kalo begitu apakah Pondok Cabe akan tetap dipaksakan pembangunannya tahun depan dengan mengabaikan akses masuknya terlebih dahulu?
Risikonya lumayan berat, para pebisnis mungkin gak mau ke Bandara Pondok Cabe kalau harus membuang waktu yang lama untuk sampai ke bandara. Padahal, untuk ke Soetta saja yang sudah punya akses tol, tetap banyak hambatannya. Calon penumpang harus banyak buang waktu di jalan. Sudah sampai di terminal, kadang tidak langsung terbang juga karena ada delay dlsb. Jadi mau mendahulukan mana, menunggu akses tol dulu atau membangun infrastruktur bandara dulu? Untuk membangun saja truk-truk besar pembawa bahan bangunan maupun alat berat bisa jadi menambah kesemrawutan.
Jadi gimana nih investor, masih tetap mau jalan membangun bandara Pondok Cabe?
|
|
|
Post by raceth on May 12, 2008 14:08:04 GMT 7
mungkin kita harus liat skema pembangunannya.. saya rasa mereka bakal memperlebar jalur akses ke PC.. dengan modal 100 juta..itu bisa terrealisasi.. tapi mereka kok belum minta persetujuan saya yakk.. ..
|
|
|
Post by fcaesarn on May 16, 2008 21:34:16 GMT 7
Rencana Desainnya nih!!
|
|
herky
New Member
Posts: 38
|
Post by herky on May 22, 2008 8:14:51 GMT 7
Yah! Trus terbang layang mau di kemanain?
|
|
|
Post by raider on May 22, 2008 10:57:04 GMT 7
Kalo pertanyaan saya ke depannya begini: bandara baru itu kan lazimnya dibuat di area remote. Kalau kemudian bandara itu terkepung oleh perumahan, mungkin (mungkin lho ya) karena pengawasan yang lemah sehingga di sekitar bandara berdiri pemukiman masyarakat atau juga industri. Padahal dari sejak awal bandara itu kan dibuat memang harus jauh dari pemukiman, industri dll. Ambil contoh kasus, bandara internasional Kemayoran dipindahkan ke Halim karena lingkungan di sekitarnya sudah tidak mendukung. Di Halim pun sebenarnya sifatnya sementara karena selain akses masuk ke Halim sudah terbatas, juga karena lingkungan di sekitarnya sudah padat perumahan. Ditambah lagi Halim sebagai bandara VIP/VVIP dan pangkalan udara militer.
Dari Halim dipindahkan ke Soetta, yang sengaja dibangun sejak awal jauh dari kawasan perumahan. untuk mencapai ke sana diuruglah rawa-rawa dan dibuatkan konstruksi jalan yang bisa mengambang di atasnya. Tapi sekarang, Soetta juga sudah terkepung perumahan dll. Akhirnya Soetta bukan berada di area remote lagi, tapi nanti sudah berada di tengah kota.
Nah, sekarang Pondok Cabe. Saat ini kondisinya sudah dilingkup perumahan. Penerbangan dibatasi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. B737 bisa mendarat dan lepas landas di Pondok Cabe tapi denan restriksi MTOW yang ketat supaya tidak over shoot atau over run. Perpanjangan landasan sih mungkin masih bisa dilakukan ke arah selatan dengan melakukan pemapasan atau pengurugan. Hanya saja, soal analisa mengenai dampak lingkungan (amdal) apa sudah dipikirkan matang2? Soal kebisingan saja, bisa jadi menimbulkan masalah.
Lalu, untuk proses lepas landas dan mendarat, harus disediakan space untuk emerjensi. Kalau misalnya ada sesuatu dengan pesawat, apa yang bisa diharapkan? Tempo hari saja, pesawat swayasa PL yang mengalami trouble langsung jatuh menghantam perumahan penduduk. Ya, memang kasus2 seperti ini tentu tidak kita harapkan. Hanya saja, lebih baik dipikirkan di awal daripada di kemudian hari menjadi masalah.
Kalau dari hitungan bisnis, mengembangkan Pondok Cabe jadi bandara komersial mugkin tidak akan memakan cost dan waktu terlalu lama dibandingkan dengan membuat bandara yang baru sama sekali. Riset anginnya saja konon bisa mencapai 2 tahun. Tapi membangun bandara itu kan tidak hanya membangun bandara internalnya saja. Dampak-dampak terhadap lingkungan di luar pagar bandara hendaknya dipikirkan matang2.. Semoga bisa jadi bahan masukan bagi pihak2 yang berkepentingan.. thx
|
|
|
Post by tanguy on May 16, 2009 17:32:15 GMT 7
klo saya tidak sepakat, karena tu bandara punyanya Perusahaan pelita, tidak lupa POlairud dan penerbad juga disitu jAdi klo dikembangin jadi bandara komersialkayaknya gak mungkin klo saya mending tetap seperti itu tetapi FASI nya dipindahin karena saya masih merasa heran katanya mengenalkan dunia kedirgantaraan melalui FASI (dengan menggunakkan pangkalan AU tentunya-Halim-) hanay saja untuk mengakses nya saja susahnya minta ampun harus ini itu (birokrasinya yang lumayan panjang), padahal kan mengenalkan dunia dirgantara melalui FASI sangat lah efektif, ambilo contoh di Jogja kalau mw kesana kita harus masuk Daerah militer dulu (karena Hanggarnya terletak diujung barat landasan Adisucipto) itupun harus melewati perizinan dan pengawasan ketat...
|
|
herky
New Member
Posts: 38
|
Post by herky on May 19, 2009 13:29:33 GMT 7
Memang menurut gw Pondok Cabe itu sudah sulit dikembangkan, apalagi diubah menjadi airport komersil mengingat lokasinya yang sudah berada di tengah-tengah pemukiman.
Gw lebih setuju kalo Pondok Cabe dikembangkan menjadi pusat kegiatan FASI seperti kata tanguy. Sudah beberapa kali kesana dan terbang pake Jabiru bareng temen-temen di IAC, sangat menyenangkan dan masuk ke wilayah FASI cukup bebas karena tidak ada provost atau satpam.
Sayangnya kegiatan FASI belum terlalu banyak ya, hari sabtu saja nggak ada yang latihan terbang layang atau lainnya, hanya IAC yang terkadang terbang.
|
|
|
Post by raider on May 19, 2009 14:56:11 GMT 7
untuk terbang layang di pondok cabe, sebenarnya rutin dilaksanakan tiap sabu dan minggu dari pagi hingga sore. hanya, untuk beberapa minggu ini memang terasa agak sepi. entah kalau portela jaya sedang ada kegiatan lain.
terus kalau pondok cabe mau dikembangkan menjadi bandara komersial, menurut saya masih harus dilengkapi terlebih dahulu dengan infrastruktur yang menunjang. jalan cabe raya saat ini sudah padat juga oleh kendaraan, apalagi pada jam-jam keberangkatan kerja maupun hari libur.
jalan cabe raya tempo hari sudah diperlebar kurang lebih satu meter ke arah pinggir landasan. tapi itupun mengambil lahan trotoar sehingga praktis pohon-pohon besar yang ada di situ ditebang. akhirnya jalan cabe raya menjadi menempel persis ke pagar bandara tanpa ada trotoar lagi. padahal di situ penumpang menyetop dan turun dari angkot. cukup rawan terjadi kecelakaan karena kendaraan biasanya melaju kencang. pada saat jalanan padat, sisa jalan digunakan oleh kendaraan roda dua. akhirnya jalan cabe raya ya padat juga. sangat tidak menunjang untuk digunakan sebagai akses masuk ke bandara.
kalau mau mengandalkan jalan yang lain, terus dari arah mana? dari arah perempatan gaplek? artinya kendaraan harus masuk dari arah parung, pamulang, atau ciputat. tapi, perempatan ini juga seringkali menjadi penyebab kemacetan/antrian panjang. trus dari arah mana lagi? dari arah situ gintung? melalui jalan kertamukti? untuk masuk ke sini tetap harus melalui jalan ciputat raya yang juga padat.
kawasan pondok cabe dan sekitarnya memang telah menjadi kawasan hunian yang makin hari makin bertambah jumlah huniannya. sungguh agak sulit membayangkan bandara pondok cabe kalu mau diubahfungsi menjadi bandara komersial.
makanya agak heran juga, pertimbangan dari investor itu apa ya sehingga ngotot mengembangkan bandara pondok cabe. atau.. apakah ini ada kaitannya dengan rencana dibuatnya jalan tol yang memotong dari arah cinere? mohon tambahan info lagi lebih detail soal masterplan jalan tol itu, kalau memang benar mau dibuat.
(ah, tapi juga apakah lahan di lapter pondok cabe itu apa cukup untuk aktifitas sebuah bandara komersial???... jadi bertanya2 terus hehehe..)
|
|
|
Post by cakrabyuha on May 19, 2009 17:24:37 GMT 7
Sementara lupakan aja deh LCC Airport Pondok Cabe.....
|
|
|
Post by tanguy on May 20, 2009 1:48:04 GMT 7
Sepakat dengan Cakrabuya kan dah ada Terminal 3 Soetta
|
|
|
Post by raider on Aug 28, 2009 12:08:17 GMT 7
sampai saat ini pondok cabe masih adem ayem aja.. terakhir baca satu berita pemda tangerang kena tipu?
|
|