|
Post by raider on Sept 12, 2009 17:52:25 GMT 7
Friend, demi mengenang para penerbang maupun prajurit lainnya di TNI AU yang gugur dalam tugas, khususnya dalam kecelakaan pesawat, thread ini baik kita isi dengan berbagai sumber yang kita dapatkan, baik itu dari buku, koran, internet, dan sebagainya. Tujuannya, paling tidak agar kita bisa mengenang mereka yang telah berjasa dan berjuang untuk negara dengan mengabdi di Angkatan Udara. thx
1. LETNAN UDARA II POLTAK SIMANJUNTAK Ia adalah penerbang MiG-17 Skadron Udara 11. Ketika mendukung Operasi Trikora pesawat MiG-17 disiagakan di Lapangan Udara Morotai. Untuk lebih mengenal medan di daerah mandala operasi serta untuk patroli udara, pesawat ini secara rutin mengadakan penerbangan. Pada suatu hari Komandan Skadron Udara 11 Mayor Udara Roesman mengadakan latihan penembakan di laut dengan LU II Poltak Simanjuntak. Pesawat Komandan dan pesawat LU Poltak melakukan manuver penembakan di atas laut. Keadaan cuaca pada waktu itu sebenarnya cukup bagus. Langit cerah berwarna kebiru-biruan. Demikian juga dengan Lautan Pasifik yang mengelilingi Kepulauan Manokwari juga nambak kebiru-biruan. Mayor Udara Roesman melakukan penembakan, lalu setelah itu ia melakukan pull-up terhadap pesawatnya. Kemudian giliran pesawat yang diterbangkan oleh LU II Poltak Simanjuntak melakukan penembakan. Usai melakukan penembakan, seharusnya ia melakukan pull-up terhadap pesawatnya. Namun, hal ini ternyata tidak dilakukan oleh LU II Poltak Simanjuntak, sehingga pesawatnya meluncur ke laut dan hilang. Diperkirakan, ketika ia akan melakukan pull-up, ia mengalami vertigo karena melihat langit dan laut yang warnanya sama-sama biru. warna keduanya amat sulit dibedakan. (sumber: Perkembangan Lanud Iswahjudi, Subdisjarah, 2003)
|
|
|
Post by priyono on Sept 12, 2009 20:02:21 GMT 7
Djalaluddin Tantu
Dua Kali mengalami nasib yang tidak baik alias naas.
1.Ketika Operasi Trikora Dakotanya ditembak jatuh dan ditawan Belanda. 2.Ketika Dwikora Herculesnya jatuh dan gugur.
Sekarang diabadikan sebagai nama bandara di daerah Sulawesi.
|
|
|
Post by priyono on Sept 12, 2009 20:06:48 GMT 7
raiderselain itu ada juga Kapten GUNADI, pilot MIG-17 yang gugur karena kecelakaan MIG-17 saat Operasi Trikora.Kebetulan Pakde saya (Pembantu Letnan Satu Purn BARINDO) di Jogja pernah bercerita soal ini kepada saya dan mengenal baik almarhum. Untuk lainnya bisa di lacak di buku OPERASI TRIKORA di halaman belakang, selain ada daftar nama anggota PGT gugur, Anggota PGT yang luka dan ditawan, juga ada daftar ringkas kecelakaan yang dialami oleh AURI selama Operasi Trikora.
|
|
|
Post by raider on Sept 13, 2009 13:57:37 GMT 7
makasih mas pri,
KAPTEN UDARA GUNADI gugur di Letfuan tanggal 29 Juli 1962. ceritanya juga tragis. pada saat itu sedang dalam masa tugas pengintaian udara terhadap kapal-kapal milik Belanda di Teluk Kaimana. ia adalah pilot MiG-17 dan gugur bersama dengan pesawatnya itu.
pengintaian terhadap kapal-kapal milik Belanda di Teluk Kaimana, selain dilakukan oleh MiG-17, sehari sebelumnya juga telah dilakukan oleh pesawat2 pembom B-25 Mitchell yang dikawal oleh P-51 Mustang. Namun pengamatan itu senantiasa gagal karena mendapat gangguan dari pesawat2 Neptune milik Belanda.
pada hari yang naas itu, Kapten Gunadi yang memimpin flight MiG-17 sudah bersiap di ujung landasan. pesawat dilengkapi munisi dan muatan yang sangat banyak. Gunadi yang menjadi leader take off di depan. pesawatnya sempat airborne namun ternyata tampak sulit sekali menambah ketinggian. pesawat terus melaju dan akhirnya menabrak bukit yang ada di depannya. Wingman Gunadi, LU II Slamet Heriyanto berhasil airborne dan mengudara. ia sangat shock melihat pesawat leadernya menabrak gunung. oleh LU I Oetomo yang sudah bersiap di kokpit pesawat Albatros yang siap terbang, LU II Slamet Heriyanto disuruh berputar2 untuk menghabiskan bahan bakar dan kembali mendarat.
Kecelakaan tragis itu disaksikan langsung oleh Panglima Manda Mayjen TNI Soeharto yang saat itu tengah berada di pangkalan udara Letfuan.
Diduga, pesawat MiG-17 Kapten Gunadi afterburnernya tidak berfungsi. sedangkan pesawat membawa muatan yang sangat banyak, sementara landasan Letfuan juga sangat pendek..
|
|
|
Post by raider on Sept 13, 2009 14:02:49 GMT 7
MAYOR PNB SUKIRWAN dan LETTU PNB SUTADI gugur di desa cangkringan lereng Gunung Lawu pada tanggal 18 Februari 1976. Saat itu mereka sedang melaksanakan latihan terbang formasi. pesawat mereka T-33 Bird nomor ekor J-3327 jatuh dan total loss. Keduanya meninggal dunia. Tidak ada korban lain.
|
|
|
Post by raider on Sept 18, 2009 18:48:28 GMT 7
LETTU PNB ARI PRASETYA DAN LETTU PNB JULIARTO gugur di Lanuma Iswahjudi pada tanggal 27 September 1978 saat melakukan manuver tactical pitch out dengan pesawat T-33 Bird dengan tail number J-3330. Pesawat menimpa shelter pesawat F-86 Sabre dan menewaskan seorang teknisi serta melukai beberapa personel.
|
|
|
Post by raider on Sept 18, 2009 18:52:37 GMT 7
LETDA PNB HARI MULYONO dan LETTU PNB HARTONO gugur di kota Blitar pada tanggal 20 Juni 1980. Peristiwa itu terjadi saat keduanya mengadakan latihan rutin dengan menggunakan pesawat T-33 Bird. Pesawat yang diawaki jatuh menimpa perumahan penduduk dan mengakibatkan beberapa rumah terbakar. Kejadian ini bertepatan dengan digelarnya manuver lapangan latihan Elang Indopura yang pertama.
|
|
|
Post by raider on Sept 18, 2009 19:00:09 GMT 7
MAYOR PNB BUDIHARDJO SURONO gugur di atas langit Ponorogo pada tahun 1980. Ketika itu sedang melakukan high speed run test di atas ketinggian 3.500 meter dengan pesawat F-86 Sabre. Karena pesawat tersebut sudah tua dan diterbangkan di atas kecepatan suara, maka sayap pesawat tidak mampu menahan tekanan angin yang mengakibatkan sayapnya lepas. Selanjutnya pesawat menghujam ke bawah membentuk spiral dive dan meledak. Mayor Budi masih sempat eject, namun karena dilakukan dalam kecepatan yang sangat tinggi, beliau gugur sebelum menyentuh tanah. Baju terbang yang dipakainya lengket dengan tubuhnya karena impak kecepatan yang sangat tinggi.
|
|
|
Post by raider on Sept 18, 2009 19:09:56 GMT 7
KAPTEN PNB DWI SASONGKO gugur di Lanud Halim Perdanakusuma tanggal 10 Maret 1997. Kecelakaan ini terjadi setelah pesawt F-16 nomor ekor TS-1607 yang diawakinya baru saja selesai melaksanakan Air Combat Patrol di atas ibukota dan sekitarnya. Pada saat cuaca mendung disertai angin kencang. Pesawat jatuh terhempas saat akan melakukan pendaratan di ujung landasan sebelah timur Lanud Halim PK. Kapten Pnb Dwi Sasongko gugur dalam musibah ini. Ditengarai pesawat mengalami undershoot, menjejak daratan sebelum masuk ambang landasan. pesawat menyenggol tiang ILS dan terjerembab di tebing landasan.
versi lain menyebut, pada cuaca buruk itu pesawat terkena downdraft dan jatuh di ujung landasan.
|
|
|
Post by raider on Oct 2, 2009 1:45:43 GMT 7
MAYOR PNB HUTASUHUD, KAPTEN PNB MASRIAL, KAPTEN PNB WEKO NARTOMO, KAPTEN PNB ANDIS SOLIKHIN gugur pada hari Kamis, tanggal 28 Maret 2002 di Lanud Iswahjudi, Magetan. dalam latihan aerobatik dengan pesawat Hawk Mk-53. pada latihan manuver ke-8 dari 11 yang direncanakan, saat melakukan manuver victory loop dengan arah pesawat menuju bumi, terjadi singgungan antara dua pesawat. Usaha menghindari tabrakan sudah dilaksanakan tapi tidak berhasil. keempat pilot yang gugur sudah eject dari pesawat, namun karena kecepatan pesawat yang tinggi dan ketinggian yang rendah di atas permukaan tanah ditambah arah pesawat yang menuju bumi, mereka tidak terselamatkan. satu pesawat menembus tanah dengan jarak satu meter dari teras ruangan dekat hanggar. satu pesawat lagi menancap di kebun kacang.
kalau ada yang mau menambahkan data, silahkan...
|
|