Post by aries on Jun 30, 2008 11:29:30 GMT 7
rekans...
kuburan jenazah korban CASA 212 yang gugur di bogor masih basah. air mata keluarga yang ditinggalkan juga belum kering. kecelakaan pesawat skadron 4 kali ini sangat besar. tak kurang sebanyak 12 perwira TNI-AU gugur. selain itu, kecelakaan juga memakan korban 6 warga sipil..
beberapa waktu sebelumnya, sekitar januari 2008, heli TNI-AU juga jatuh di kawasan riau. dan juga memakan korban jiwa. tak lama berselang, sebuah lagi heli jenis Bell-47G jatuh juga. pilotnya tewas dalam kecelakaan kali ini.
ini belum terhitung insiden-insiden yang juga terjadi, meski tidak menyebabkan total loss. diantaranya tergelincirnya pesawat Hawk di riau...
ADA APA SEH DENGAN TNI-AU?? dalam kurun waktu 6 bulan saja, terjadi begitu banyak kecelakaan. kalo hanya sekedar alutsista mungkin dengan gampang bisa diperbaiki atau diganti (tentunya kalo duitnya ada). tapi bagaimana dengan perwira2 yang tentu tidak mudah mencetaknya....
dalam berita2 yang muncul, selalu disalahkan usia alutsista. itu mungkin salah satu faktor, tapi menurut saya bukan satu-satunya. toh banyak juga AU negara lain yang mengoperasikan pesawat tua, tapi aman2 saja tuh. contohnya Thailand, yang hingga kini masih mempertahankan OV-10 mereka. bahkan di Inggris, pembom Canberra masih tetap terbang dengan aman meski berusia 50 tahun!!
lagi pula, bukankah pesawat Hawk 109/209 usianya relatif muda? kenapa seringkali terjadi insiden yang melibatkan pesawat ini??
apakah ini masalah anggaran? jika anggaran memang terlalu kecil untuk pemeliharaan, mengapa memaksakan diri? jika tidal layak ya sudah jangan diterbangkan!
apakah masalah SDM? kalo memang tidak layak, mengapa SDM itu bisa menjadi anggota TNI-AU? Bukankah dibutuhkan ketelitian dan kecakapan tinggi untuk menjadi personel AU, apapun bidangnya?
lalu siapa yang salah? mengapa komandan skadron atau lanud yang bersangkutan tidak ada yang mau mengambil alih tanggung jawab? bukankah prajurit tidak pernah salah?
tulisan ini bukan untuk menjelekan TNI-AU. tapi justru karena kecintaan kepada sayap tanah air. TNI-AU harus melakukan sesuatu dengan tegas, cepat dan tuntas. soalnya gw pribadi ga mau lagi liputan kecelakaan pesawat TNI-AU. apalagi menghadapi tangisan keluarga yang ditinggalkan.
kuburan jenazah korban CASA 212 yang gugur di bogor masih basah. air mata keluarga yang ditinggalkan juga belum kering. kecelakaan pesawat skadron 4 kali ini sangat besar. tak kurang sebanyak 12 perwira TNI-AU gugur. selain itu, kecelakaan juga memakan korban 6 warga sipil..
beberapa waktu sebelumnya, sekitar januari 2008, heli TNI-AU juga jatuh di kawasan riau. dan juga memakan korban jiwa. tak lama berselang, sebuah lagi heli jenis Bell-47G jatuh juga. pilotnya tewas dalam kecelakaan kali ini.
ini belum terhitung insiden-insiden yang juga terjadi, meski tidak menyebabkan total loss. diantaranya tergelincirnya pesawat Hawk di riau...
ADA APA SEH DENGAN TNI-AU?? dalam kurun waktu 6 bulan saja, terjadi begitu banyak kecelakaan. kalo hanya sekedar alutsista mungkin dengan gampang bisa diperbaiki atau diganti (tentunya kalo duitnya ada). tapi bagaimana dengan perwira2 yang tentu tidak mudah mencetaknya....
dalam berita2 yang muncul, selalu disalahkan usia alutsista. itu mungkin salah satu faktor, tapi menurut saya bukan satu-satunya. toh banyak juga AU negara lain yang mengoperasikan pesawat tua, tapi aman2 saja tuh. contohnya Thailand, yang hingga kini masih mempertahankan OV-10 mereka. bahkan di Inggris, pembom Canberra masih tetap terbang dengan aman meski berusia 50 tahun!!
lagi pula, bukankah pesawat Hawk 109/209 usianya relatif muda? kenapa seringkali terjadi insiden yang melibatkan pesawat ini??
apakah ini masalah anggaran? jika anggaran memang terlalu kecil untuk pemeliharaan, mengapa memaksakan diri? jika tidal layak ya sudah jangan diterbangkan!
apakah masalah SDM? kalo memang tidak layak, mengapa SDM itu bisa menjadi anggota TNI-AU? Bukankah dibutuhkan ketelitian dan kecakapan tinggi untuk menjadi personel AU, apapun bidangnya?
lalu siapa yang salah? mengapa komandan skadron atau lanud yang bersangkutan tidak ada yang mau mengambil alih tanggung jawab? bukankah prajurit tidak pernah salah?
tulisan ini bukan untuk menjelekan TNI-AU. tapi justru karena kecintaan kepada sayap tanah air. TNI-AU harus melakukan sesuatu dengan tegas, cepat dan tuntas. soalnya gw pribadi ga mau lagi liputan kecelakaan pesawat TNI-AU. apalagi menghadapi tangisan keluarga yang ditinggalkan.